Thursday 5 March 2015

Cerpen; PEMBERANI DALAM KALENG

aku menatap layar komputerku kosong, entah apa yang harus aku perbuat dengan proyek kerja yang menggantung ini. sebenarnya bagian ini bukan bagian yang seharusnya aku kerjakan. ini adalah bagian salah seorang teman kerjaku yang saat ini sedang ngambekpadaku. 
semuanya bermula ketika kami merayakan proyek iklan baru kami yg kami peroleh dari sebuah perusahaan besar di indonesia. kami merayakannya di sebuah restoran sunda tidak jauh dari kantor kami. saat itu aku aku secara tidak sengaja mengatakan hal yang seharusnya aku simpan rapat-rapat. mengenai sahabatku yang ku kenal sejak kami SMP, namanya ophellia aku biasa memanggilnya Ellie.
saat itu aku tidak sengaja menyebutkan tentang hubungan rahasia Ellie dengan sahabat kakak lelakinya Atran. atran juga merupakan salah satu rekan kerjaku di kantor, sama seperti Ellie. Atran sangat marah mendengar adik kesayangannya sembunyi2 menjalin hubungan dengan sahabat dekatnya Dylan. 
Atran adalah tipe kakak yang siscon alias sister compleks. atran tidak ingin adiknya dimiliki oleh pria lain selain dirinya. saat itu Atran marah besar dan membuat suasana perayaan kami benar2 kacau kemudian menyeret Ellie pulang dengan paksa. aku benar2 sangat terkejut dengan efek yang ditimbulkan  ucapanku. teman kerjaku yang lain mencoba menghiburku dengan mengatakan bahwa kejadian ini bukan salahku, diam-diam aku menyalahkan Ellie dan dylan atas kecerobohanku ini.
'siapa suruh mereka berhubungan seperti itu, dylann seharusnya jangan berhubungan dengan ellie jika dia terlalu pengecut untuk memberitahu Atran, benar, bukan salahku' kurang lebih seperti itulah pikirku saat itu.
Sejak saat itu Ellie tidak pernah datang ke kantor. aku bahkan terlalu takut menghubunginya untuk sekedar memberikan jatah kerja bagiannya. padahal dia sangat cocok untuk bagian pembuatan konsep iklan yang akan tim kerjaku buat, karena Ellie adalah orang yang sangat kreatif.
ditengah keputus asaanku aku ingat sesuatu di rumahku di kampung halaman yang dapat membantuku dalam menyelesaikan pekerjaan bagian Ellie. sore itu juga aku membeli tiket pesawat untuk pulang ke kampung halamanku. kampung halaman dimana aku, Atran, Ellie dan dylan tumbuh bersama.
aku tiba d rumahku pukul 5 sore. aku d sambut dengan keluargaku dengan jamuan hangat. di malam hari aku mencoba mencari buku yang menjadi inspirasi untuk mempermudah pekerjaanku. buku itu berisi sebuah dongeng tentang dongeng seekor paus. aku membuka lembar demi lembarnya membawaku ke nostalgia masa lalu. dulu sekali saat ellie mngungkapkan perasaannya padaku, ingin aku menerima cintanya saat itu, namun aku terlalu pengecut untuk berurusan dengan kakak lelakinya, Atran. penyesalan mulai kembali menghinggapiku. apalagi saat sekarang ellie berhubungan dengan Dylan. saat itu aku merasa diantara kami berempat aku lah yang paling berani karena berani enolak Ellie demi persahabatanku dengan Atran. tapi nyatanya sekarang akulah yang sangat pengecut dengan berusaha membela diri setelah kesalahan yang kubuat.

aku hendak memasukan buku dongeng itu kedalam tasku saat secarik kertas jatuh dari sela halaman buku. aku membuka lipatan kertas itu dan menemukan sebuah coret-coretan yang menyerupai sebuah peta. aku tidak ingat menyimpan sesuatu di buku itu, hingga aku putuskan untuk menemukan apa yang di tunjukan peta itu besok pagi sebelum kembali ke kota tempatku bekerja.

paginya aku mencoba mencari apa yang peta itu tunjukan, peta itu menuju sebuah taman, tepatnya di bawah sebuah pohon di taman itu. aku mengambil sekop dan mulai menggali di bawahnya dan menemukan sebuah kaleng biskuit usang. aku membuka kaleng tersebut dan menemukan sebuah action figure GUNDAM WING dengan bagian lengan dan kepala yang patah. aku terkejut melihatnya. memoriku kembali terbuka memutar deretan kenangan yang sempat terlupakan saat awal aku memasuki SMP.

Aku merusak sebuah action figure milik Atran. aku menangis sangat takut membayangkan apa yang akan atran lakukan padaku apabila ia mengetahui hal ini. saat itu juga Ellie datang padaku. aku sangat takut Ellie akan melaporkan kejadian ini pada Atran.

'"jangan takut, aku ga akan bilang sama atran lho Zaki" ucap ellie sambil menepuk-nepuk bahuku memcoba menghentikan tangisanku
"aku takut atran marah ellie, ini kan mainan kesayangan Atran" ucapku diiringi isak tangis.
"tidak apa-apa, ayo kita sembunyikan ini sama sama dan pura2 tidak tahu apa2" usul ellie. aku hanya mengangguk menuruti rencana Ellie. menyembunyikan action figure itu dalam kaleng biskuit dan menguburnya. kemudian membuat peta sebagai pengingat bahwa ini adalah rahasia yang hanya kita bagi berdua.
"jangan khawatir Zaki. kalo ketahuan aku juga akan dimarahi Atran karena mengubur mainannya. jadi kamu ga sendirian. kita melakukannya sama-sama maka kita akan tanggung jawab sama2"

itulah kalimat terakhir Ellie mengenai kejadian itu, hingga sekarang kami tidak pernah membahasnya lagi. tanpa sadar aku merasakan mataku memanas dan pandangan semakin kabur, tetesan air mata jatuh d tanah lembab tempatku menggali. aku tertawa miris dan bergumam.

"ternyata memang kamu Ellie yang paling berani diantara kita berempat"

*******
hal pertama yang aku lakukan ketika sampai di kota adalah pergi menemui Ellie dan atran, mereka tinggal bersama dalam sebuah apartemen tidak jauh dari kantor. aku tiba di apartemen Ellie dan Ellie membukakan pintu untukku. Ellie menyapaku ramah seperti tidak terjadi apa2. aku melihat ada dylan sedang bermain XBOX dengan Atran. wajah mereka lebam-lebam di beberapa tempat. tapi mereka bermain sangat akrab, bahkan lebih akrab dari sebelumnya.

"mereka kenapa?" tanyaku pada ellie
"mereka bertengkar pagi tadi soal hubunganku sama dylan" jawab ellie
"maaf ya. gara-gara aku" ujarku
"hmmm, gak kok. aku justru berterima kasih karena kalau kamu ga bilang sama Atran mungkin aku ga akan pernah berani bilang" ucap ellie kemudian tersenyum hangat padaku "sejak kecil kamu memang yang paling berani di antara kita berempat"
"ahhh, bukan bukan, kamulah yang paling berani diantara kita berempat" ujarku, kemudian menyodorkan peta yang aku temukan dalam lembaran buku. ellie terkejut melihat peta itu kemudian tertawa kecil.
"seharusnya kita percaya sama Atran, dia ga akan meninggalkan sahabatnya" ucap elie sembari memandang lembut kakak lelakinya yang sibuk dengan gamenya.

"oi zaki! mau sampe kapan berdiri disitu? ayo mainn!"teriak atran padaku 
"jangan menantang orang yang ga akan bisa kamu kalahkan Atran" ucapku kemudian bergabung dengan ATran dan dylan.








()ancur gilaaaaaa  gpp laaahhh, happy reading z buat yang mau baca.

No comments:

Post a Comment